Pembenahan Data Pertanian

Menteri Pertanian Suswono mengatakan pembenahan data terkait pangan akan dijadikan prioritas. Sebab pengumpulan dan hasil data statistik yang akurat penting bagi dunia usaha untuk memperoleh kepastian terutama di masa krisis global sekarang ini. Pernyataan ini diungkapkan Mentan dalam Forum Diskusi Pengusaha Pemerintah mengenai pangan yang digelar oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin).

Beberapa contoh, berdasarkan statistik produksi jagung melimpah, tetapi masih ada pengusaha yang kesulitan mendapatkan jagung untuk pakan ternak. Contoh lain menurut data Badan Pertanahan Nasional lima tahun yang lalu luas lahan di Jawa 4,1 juta ha, sekarang ini 3,5 juta ha, artinya dalam lima tahun ini konversi lahan luar biasa. Contoh lain, produksi beras tahun 2010 memberikan surplus beras 4-5 juta ton, nyatanya Bulog sulit untuk membeli beras untuk cadangan pangan, sehingga terpaksa impor. 


Selasa 1 Nopember, Badan Pusat Statistik mengumumkan angka ramalan III produksi pertanian. Produksi padi tahun 2011 diperkirakan sebesar 65,39 juta ton gabah kering giling (GKG), turun 1,08 juta ton atau 1,63% dibandingkan tahun 2010.

Bagi sektor pertanian, angka ramalan digunakan sebagai “alarm” untuk bekerja lebih serius apabila target belum tercapai Misalnya angka ramalan II BPS yang mengumumkan bahwa sasaran belum tercapai. Maka angka ramalan ini digunakan sebagai alat perencanaan, evaluasi dan pemantauan dan pembuatan keputusan.
Maka untuk menggenjot pencapaian produksi di masa datang, maka sektor pertanian telah merancang upaya khusus peningkatan produki padi seperti SLPTT yang dikawal oleh peneliti dan penyuluh sehingga diyakini produktivitasnya akan meningkat; memberikan Bantuan Langsung Benih Unggul (BLPU), benih bersubsidi, penguatan penangkar benih; pengamanan penyaluran pupuk bersubsidi; pengamanan pertanaman dari organisme pengganggu, penggantian biaya produksi bagi petani yang mengalami puso, dsbnya.

Sebagai hasil dari upaya khusus ini maka dalam tahun 2011 dibandingkan tahun 2010 areal pertanaman lebih luas, walaupun masih sedikit di bawah sasaran; pelaksanaan SLPTT mencapai 64%, penggunaan benih unggul bermutu terus meningkat; penyaluran pupuk bersubsidi lebih besar; jumlah luas serangan OPT utama dan DPI turun 13,32%, total luas puso karena OPT lebih rendah dari rerata 5 tahun, proses bantuan penanggulangan padi puso sampai dengan Oktober 2011 mencapai 26.707 ha (26,71%) dari alokasi 100 ribu ha, luas yang puso juga turun dibanding rerata 5 tahunan.


(Untuk  berlangganan Tabloid SINAR TANI. SMS ke : 081584414991) = EDISI No. 3430