Limbah padi berupa jerami dan sekam mempunyai potensi untuk dijadikan sebagai bahan baku penghasil energi yakni etanol atau bahan bakar alternatif lainnya. Jerami dan sekam tersedia dalam jumlah yang cukup besar di Indonesia dan terkadang tidak dimanfaatkan dengan baik alias terbuang percuma padahal potensinya cukup besar dijadikan sebagai penghasil energi, kata Ridwan Rachmat, Kepala Peneliti Pengolahan Hasil Pertanian, Balai Besar Pengembangan dan Penelitian Pasca Panen,
Kementerian Pertanian, Cimanggu, Bogor. Ridwan mengatakan menurut hasil riset, lanjutan proses enzimasi (pembentukan enzim) jerami mampu menghasilkan etanol. Produksi etanol melalui perubahan enzim ini menghasilkan produk sampingan bernama lignin atau campuran polimer yang ditemukan secara alami pada kayu yang membentuk serat bersama. Lignin yang dihasilkan dari limbah ini sekaligus dapat menjadi bahan bakar, seperti halnya batu bara untuk membangkitkan mesin pembuat etanol. Pembuatan etanol berbahan baku jerami dapat memotong pasokan BBM secara signifikan. Limbah tersebut sekaligus berperan sebagai bahan bakar mesin namun masih sulit dipasarkan dalam skala luas, ujar Ridwan. Etanol dapat diproduksi antara lain dengan metode penguraian bahan organik melalui pemanasan (pirolisis), metode konversi secara termo-kimia bahan biomas padat menjadi bahan gas (gasifikasi), dan pencairan. Metode pencairan secara termokimia dalam sejenis tabung pemanas (tube furnance) sampai suhu 280 C dan tekanan 6,42 Mpa. Produk cair dipisahkan dari padatannya, lalu diekstraksi dengan larutan n-heksana. Kemudian didestilasi untuk mendapatkan etanol. Dekomposisi jerami dalam air panas bertekanan dengan katalis natrium karbonat mampu menghasilkan produk berupa etanol, arang, dan gas-gas yang berupa senyawa hidrokarbon golongan alkana dan asam karboksilat dengan rantai karbon C-19 ke bawah. Produk terbanyak adalah senyawa n-oktadekana sebanyak 61,6% dengan rendeman maksimum 29,8%. Ridwan mengatakan jerami yang diproses melalui ekstraksi dan proses gasifikasi sistem tertutup menghasilkan etanol ini telah dikembangkan di Amerika Serikat karena memiliki keunggulan yaitu proses ini tanpa emisi atau limbah pada air. Di Amerika Serikat terdapat 61 pabrik etanol dengan produksi 2,3 miliar galon etanol per tahun. Negara bagian California merupakan pasar terbesar etanol. Bahan bakar bensin lebih banyak dicampur dengan etanol karena terkait dengan peraturan dengan peraturan polusi dan oksigenisasi udara. Di California saja setiap tahun dikonsumsi 760 juta gallon. Saat ini terdapat beberapa pabrik etanol besar di negara bagian California Selatan, yaitu cheese plant dan beverage plant, katanya.
Kementerian Pertanian, Cimanggu, Bogor. Ridwan mengatakan menurut hasil riset, lanjutan proses enzimasi (pembentukan enzim) jerami mampu menghasilkan etanol. Produksi etanol melalui perubahan enzim ini menghasilkan produk sampingan bernama lignin atau campuran polimer yang ditemukan secara alami pada kayu yang membentuk serat bersama. Lignin yang dihasilkan dari limbah ini sekaligus dapat menjadi bahan bakar, seperti halnya batu bara untuk membangkitkan mesin pembuat etanol. Pembuatan etanol berbahan baku jerami dapat memotong pasokan BBM secara signifikan. Limbah tersebut sekaligus berperan sebagai bahan bakar mesin namun masih sulit dipasarkan dalam skala luas, ujar Ridwan. Etanol dapat diproduksi antara lain dengan metode penguraian bahan organik melalui pemanasan (pirolisis), metode konversi secara termo-kimia bahan biomas padat menjadi bahan gas (gasifikasi), dan pencairan. Metode pencairan secara termokimia dalam sejenis tabung pemanas (tube furnance) sampai suhu 280 C dan tekanan 6,42 Mpa. Produk cair dipisahkan dari padatannya, lalu diekstraksi dengan larutan n-heksana. Kemudian didestilasi untuk mendapatkan etanol. Dekomposisi jerami dalam air panas bertekanan dengan katalis natrium karbonat mampu menghasilkan produk berupa etanol, arang, dan gas-gas yang berupa senyawa hidrokarbon golongan alkana dan asam karboksilat dengan rantai karbon C-19 ke bawah. Produk terbanyak adalah senyawa n-oktadekana sebanyak 61,6% dengan rendeman maksimum 29,8%. Ridwan mengatakan jerami yang diproses melalui ekstraksi dan proses gasifikasi sistem tertutup menghasilkan etanol ini telah dikembangkan di Amerika Serikat karena memiliki keunggulan yaitu proses ini tanpa emisi atau limbah pada air. Di Amerika Serikat terdapat 61 pabrik etanol dengan produksi 2,3 miliar galon etanol per tahun. Negara bagian California merupakan pasar terbesar etanol. Bahan bakar bensin lebih banyak dicampur dengan etanol karena terkait dengan peraturan dengan peraturan polusi dan oksigenisasi udara. Di California saja setiap tahun dikonsumsi 760 juta gallon. Saat ini terdapat beberapa pabrik etanol besar di negara bagian California Selatan, yaitu cheese plant dan beverage plant, katanya.