BUDIDAYA TERNAK DOMBA
( Bovidae )
1. SEJARAH SINGKAT
Domba yang kita kenal sekarang merupakan hasil dometikasi
manusia yang sejarahnya diturunkan dari 3 jenis domba liar, yaitu
Mouflon (Ovis musimon) yang berasal dari Eropa Selatan dan Asia
Kecil, Argali (Ovis amon) berasal dari Asia Tenggara, Urial (Ovis
vignei) yang berasal dari Asia.
2. SENTRA PERIKANAN
Di Indonesia sentra peternakan domba berada di daerah
Aceh dan Sumatra Utara. Di Aceh pada tahun 1993 tercatat sekitar
106 ribu ekor domba, sementara di Sumatera Utara sekitar 95 ribu
ekor domba yang diternakan. Lahan yang digunakan untuk berternak
di daerah Aceh berdasarkan data Puslit Tanah dan Agroklimat Deptan
tahun 1979, seluas 5,5 juta hektar mulai dari kemampuan kelas I
sampai VIII, sedangkan di Sumatera Utara luas lahan yang digunakan
sekitar 7 juta hektar.
3. JENIS
Domba seperti halnya kambing, kerbau dan sapi, tergolong
dalam famili Bovidae. Kita mengenal beberapa bangsa domba yang tersebar
diseluruh dunia, seperti:
- Domba Kampung adalah domba yang berasal dari Indonesia
- Domba Priangan berasal dari Indonesia dan banyak terdapat di
daerah Jawa Barat.
- Domba Ekor Gemuk merupakan domba yang berasal dari Indonesia
bagian Timur seperti Madura, Sulawesi dan Lombok.
- Domba Garut adalah domba hasil persilangan segi tiga antara
domba kampung, merino dan domba ekor gemuk dari Afrika Selatan.
Di Indonesia, khususnya di Jawa, ada 2 bangsa domba yang terkenal,
yakni domba ekor gemuk yang banyak terdapat di daerah Jawa Tengah
dan Jawa
Timur dan domba ekor tipis yang banyak terdapat di Jawa Barat
4. MANFAAT
Daging domba merupakan sumber protein dan lemak hewani. Walaupun
belum memasyarakat, susu domba merupakan minuman yang bergizi. Manfaat
lain dari berternak domba adalah bulunya dapat digunakan sebagai
industri tekstil.
5. PERSYARATAN LOKASI
Lokasi untuk peternakan domba sebaiknya berada di areal yang cukup
luas, udaranya segar dan keadaan sekelilingnya tenang, dekat dengan
sumber pakan ternak, memiliki sumber air, jauh dari daerah pemukiman
dan sumber air penduduk (minimal 10 meter), relatif dekat dari pusat
pemasaran dan pakan ternak.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
- Penyiapan Sarana dan Peralatan
- Perkandangan
Kandang harus kuat sehingga dapat dipakai dalam waktu yang
lama, ukuran sesua dengan jumlah ternak, bersih, memperoleh
sinar matahari pagi, ventilasi kandang harus cukup dan terletak
lebih tinggi dari lingkungan sekitarnya agar tidak kebanjiran.
Atap kandang diusahakan dari bahan yang ringan dan memiliki
daya serap panas yang relatif kecil, misalnya dari atap rumbia.Kandang
dibagi menjadi beberapa bagian sesuai fungsinya, yaitu:
- Kandang induk/utama, tempat domba digemukkan. Satu
ekor domba membutuhkan luas kandang 1 x 1 m.
- Kandang induk dan anaknya, tempat induk yang sedang
menyusui anaknya selama 3 bulan. Seekor induk domba memerlukan
luas 1,5 x 1 m dan anak domba memerlukan luas 0,75 x 1
m.
- Kandang pejantan, tempat domba jantan yang akan digunakan
sebagai pemacak seluas 2 x 1,5 m/pemancak. Di dalam kandang
domba sebaiknya terdapat tempat makan, palung makanan
dan minuman, gudang makanan, tempat umbaran (tempat domba
saat kandang dibersihkan) dan tempat kotoran/kompos.
Tipe dan model kandang pada hakikatnya dapat dibedakan
dalam 2 tipe, yaitu:
- Tipe kandang Panggung
Tipe kandang ini memiliki kolong yang bermanfaat sebagai
penampung kotoran. Kolong digali dan dibuat lebih rendah
daripada permukaan tanah sehingga kotoran dan air kencingnya
tidak berceceran. Alas kandang terbuat dari kayu/bambu
yang telah diawetkan, Tinggi panggung dari tanah dibuat
minimal 50 cm/2 m untuk peternakan besar. Palung makanan
harus dibuat rapat, agar bahan makanan yang diberikan
tidak tercecer keluar.
- Tipe kandang Lemprak
Kandang tipe ini pada umumnya digunakan untuk usaha ternak
domba kereman. Kandang lemprak tidak dilengkapi dengan
alas kayu, tetapi ternak beralasan kotoran dan sisa-sisa
hijauan pakan. Kandang tidak dilengkapi dengan palung
makanan, tetapi keranjang rumput yang
diletakkan diatas alas. Pemberian pakan sengaja berlebihan,
agar dapat hasil kotoran yang banyak. Kotoran akan dibongkar
setelah sekitar 1-6 bulan.
- Penyiapan Bibit
Domba yang unggul adalah domba yang sehat dan tidak terserang
oleh hama penyakit, berasal dari bangsa domba yang persentase
kelahiran dan kesuburan tinggi, serta kecepatan tumbuh dan persentase
karkas yang baik. Dengan demikian keberhasilan usaha ternak domba
tidak bisa dipisahkan dengan pemilihan induk/pejantan yang memiliki
sifat-sifat yang baik.
- Pemilihan Bibit dan Calon Induk
- Calon Induk: berumur 1,5-2 tahun, tidak cacat, bentuk
perut normal, telinga kecil hingga sedang, bulu halus,
roman muka baik dan memiliki
nafsu kawin besar dan ekor normal.
- Calon Pejantan: berumur 1,5-2 tahun, sehat dan tidak
cacat, badan normal dan keturunan dari induk yang melahirkan
anak 2 ekor/lebih, tonjolan tulang pada kaki besar dan
mempunyai buah zakar yang sama besar serta kelaminnya
dapat bereaksi, mempunyai gerakan yang lincah, roman muka
baik dan tingkat pertumbuhan relatif cepat.
- Reproduksi dan Perkawinan
Hal yang harus di ketahui oleh para peternak dalam pengelolaan
reproduksi adalah pengaturan perkawinan yang terencana dan
tepat waktu.
- Dewasa Kelamin, yaitu saat ternak domba memasuki masa
birahi yang pertama kali dan siap melaksanakan proses
reproduksi. Fase ini dicapai pada saat domba berumur 6-8
bulan, baik pada yang jantan maupun yang betina.
- Dewasa tubuh, yaitu masa domba jantan dan betina siap
untuk dikawinkan. Masa ini dicapai pada umur 10-12 bulan
pada betina dan 12 bulan pada jantan. Perkawinan akan
berhasil apabila domba betina dalam keadaan birahi.
- Proses Kelahiran
Lama kebuntingan bagi domba adalah 150 hari (5 bulan). Menjelang
kelahiran anak domba, kandang harus bersih dan diberi alas
yang kering. Bahan untuk alas kandang dapat berupa karung
goni/jerami kering. Obat yang perlu dipersiapkan adalah jodium
untuk dioleskan pada bekas potongan tali pusar. Induk domba
yang akan melahirkan dapat diketahui melalui perubahan fisik
dan perilakunya sebagai berikut:
- Keadaan perut menurun dan pinggul mengendur.
- Buah susu membesar dan puting susu terisi penuh.
- Alat kelamin membengkak, berwarna kemerah-merahan dan
lembab.
- Ternak selalu gelisah dan nafsu makan berkurang.
- Sering kencing.
Proses kelahiran berlangsung 15-30 menit, jika 45 menit
setelah ketuban pecah, anak domba belum lahir, kelahiran
perlu dibantu. Anak domba yang baru lahir dibersihkan dengan
menggunakan lap kering agar dapat bernafas. Biasanya induk
domba akan menjilati anaknya hingga kering dan bersih.
- Pemeliharaan
- Sanitasi dan Tindakan Preventif
Sanitasi lingkungan dapat dilakukan dengan membersihkan kandang
dan peralatan dari sarang serangga dan hama. kandang terutama
tempat pakan dan tempat minum dicuci dan dikeringkan setiap
hari. Perlu dilakukan pembersihan rumput liar di sekitar kandang.
Kandang ternak dibersihkan seminggu sekali.
- Pengontrolan Penyakit
Domba yang terserang penyakit dapat segera diobati dan dipisahkan
dari yang sehat. Lakukan pencegahan dengan menyuntikan vaksinasi
pada domba-domba yang sehat.
- Perawatan Ternak
Induk bunting diberi makanan yang baik dan teratur, ruang
gerak yang lapang dan dipisahkan dari domba lainnya. induk
yang baru melahirkan diberi minum dan makanan hijauan yang
telah dicampurkan dengan makanan penguat lainnya. Selain itu,
induk domba harus dimandikan. Anak domba (Cempe) yang baru
dilahirkan, dibersihkan dan diberi makanan yang terseleksi.
Cempe yang disapih perlu diperhatikan. pakan yang berkualitas
dalam bentuk bubur tidak lebih dari 0,20 kg satu kali sehari.
Perawatan ternak dewasa meliputi:
- Memandikan ternak secara rutin minimal seminggu sekali.
dengan cara disikat dan disabuni. pada pagi hari, kemudian
dijemur dibawah sinar
matahari pagi.
- Mencukur Bulu
Pencukuran bulu domba dengan gunting biasa/cukur ini.
dilakukan minimal 6 bulan sekali dan disisakan guntingan
bulu setebal kira-kira 0,5 cm. Sebelumnya domba dimandikan
sehingga bulu yang dihasilkan dapat dijadikan bahan tekstil.
Keempat kaki domba diikat agar tidak lari pada saat dicukur.
Pencukuran dimulai dari bagian perut kedepan dan searah
dengan punggung domba.
- Merawat dan Memotong Kuku
Pemotongan kuku domba dipotong 4 bulan sekali dengan golok,
pahat kayu, pisau rantan, pisau kuku atau gunting.
- Pemberian Pakan
Zat gizi makanan yang diperlukan oleh ternak domba dan mutlak
harus tersedia dalam jumlah yang cukup adalah karbohidrat,
lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Bahan pakan untuk
domba pada umumnya digolongkan dalam 4 golongan sebagai berikut:
- Golongan Rumput-rumputan, seperti rumput gajah, benggala,
brachiaria, raja, meksiko dan rumput alam.
- Golongan Kacang-kacangan, seperti daun lamtoro, turi,
gamal daun kacang tanah, daun kacang-kacangan, albisia,
kaliandra, gliricidia dan
siratro.
- Hasil Limbah Pertanian, seperti daun nangka, daun waru,
daun dadap, daun kembang sepatu, daun pisang, daun jagung,
daun ketela pohon,
daun ketela rambat dan daun beringin.
- Golongan Makanan Penguat (Konsentrat), seperti dedak,
jagung karing, garam dapur, bungkil kelapa, tepung ikan,
bungkil kedelai, ampas tahu, ampas kecap dan biji kapas.
Pakan untuk domba berupa campuran dari keempat golongan
di atas yang disesuaikan dengan tingkatan umur. Adapun proporsi
dari campuran tersebut adalah:
- Ternak dewasa: rumput 75%, daun 25%
- Induk bunting: rumput 60%, daun 40%, konsentrat 2-3
gelas
- Induk menyusui: rumput 50%, daun 50% dan konsentrat2-3
gelas
- Anak sebelum disapih: rumput 50%, daun 50%
- Anak lepas sapih: rumput 60%, daun 40% dan konsentrat
0,5–1 gelas
Sedangkan dosis pemberian ransum untuk pertumbuhan domba
adalah sebagai berikut:
- Bobot badan 1,4 kg: rumput/hijauan=180 kg/hari, pertambahan
bobot=50 gram/hari
- Bobot badan 1,4 kg: rumput/hijauan=340 kg/hari, pertambahan
bobot=100 gram/hari
- Bobot badan 1,4 kg: rumput/hijauan=410 kg/hari, pertambahan
bobot=150 gram/hari
- Bobot badan 2,9 kg: rumput/hijauan=110 kg/hari, pertambahan
bobot=50 gram/hari
- Bobot badan 2,9 kg: rumput/hijauan=280 kg/hari, pertambahan
bobot=100 gram/hari
- Bobot badan 2,9 kg: rumput/hijauan=440 kg/hari, pertambahan
bobot=150 gram/hari
- Bobot badan 4,3 kg: konsentrat=160 gram/hari, pertambahan
bobot=50 gram/hari
- Bobot badan 4,3 kg: konsentrat=320 gram/hari, pertambahan
bobot=100 gram/hari
- Bobot badan 4,3 kg: konsentrat=470 gram/hari, pertambahan
bobot=150 gram/hari
- Bobot badan 5,8 kg: konsentrat=100 gram/hari, pertambahan
bobot=50 gram/hari
- Bobot badan 5,8 kg: konsentrat=260 gram/hari, pertambahan
bobot=100 gram/hari
- Bobot badan 5,8 kg: konsentrat=410 gram/hari, pertambahan
bobot=150 gram/hari
- Bobot badan 7,2 kg: konsentrat=60 gram/hari, pertambahan
bobot=50 gram/hari
- Bobot badan 7,2 kg: konsentrat=180 gram/hari, pertambahan
bobot=100 gram/hari
- Bobot badan 7,2 kg: konsentrat=340 gram/hari, pertambahan
bobot=150 gram/hari
- Bobot badan 8,7 kg: konsentrat=50 gram/hari, pertambahan
bobot=50 gram/hari
- Bobot badan 8,7 kg: konsentrat=110 gram/hari, pertambahan
bobot=100 gram/hari
- Bobot badan 8,7 kg: konsentrat=260 gram/hari, pertambahan
bobot=150 gram/hari
- Bobot badan 10,1 kg: konsentrat=40 gram/hari, pertambahan
bobot=50 gram/hari
- Bobot badan 10,1 kg: konsentrat=280 gram/hari, pertambahan
bobot=100 gram/hari
- Bobot badan 10,1 kg: konsentrat=440 gram/hari, pertambahan
bobot=150 gram/hari
- Pemberian Vaksinasi dan Obat
Pemberian vaksinasi dapat dilakukan setiap enam bulan sekali
vaksinasi dapat dilakukan dengan menyuntikan obat kedalam
tubuh domba. Vaksinasi mulai dilakukan pada anak domba (cempe)
bila telah berusia 1 bulan, selanjutnya diulangi pada usia
2-3 bulan. Vaksinasi yang biasa diberikan adalah jenis vaksin
Spora (Max Sterne), Serum anti anthrax, vaksin AE, dan Vaksin
SE (Septichaemia Epizootica).
- Pemeliharaan Kandang
Pemeliharaan kandang meliputi pembersihan kotoran domba menimal
satu minggu sekali, membuang kotoran ke tempat penampungan
limbah, membersihkan lantai atau alas, penyemprotan dan pengapuran
kandang untuk disinfektan.
7. HAMA DAN PENYAKIT
- Penyakit Mencret
Penyebab: bakteri Escherichia coli yang menyerang anak domba berusia
3 bulan. Pengobatan: antibiotika dan sulfa yang diberikan lewat
mulut.
- Penyakit Radang Pusar
Penyebab: alat pemotongan pusar yang tidak steril atau tali pusar
tercemar oleh bakteri Streptococcus, Staphyloccus, Escherichia
coli dan Actinomyces necrophorus. Usia domba yang terserang biasanya
cempe usia 2-7 hari. Gejala: terjadi pembengkakan di sekitar pusar
dan apabila disentuh domba akan kesakitan. Pengendalian: dengan
antibiotika, sulfa dan pusar dikompres dengan larutan rivanol
(Desinfektan).
- Penyakit Cacar Mulut
Penyakit ini menyerang domba usia sampai 3 bulan. Gejala: cempe
yang terserang tidak dapat mengisap susu induknya karena tenggorokannya
terasa sakit sehingga dapat mengakibatkan kematian. Pengendalian:
dengan sulfa seperti Sulfapyridine, Sulfamerozine, atau pinicillin.
- Penyakit Titani
Penyebab: kekurangan Defisiensi Kalsium (Ca) dan Mangan (Mn).
Domba yang diserang biasanya berusia 3-4 bulan. Gejala: domba
selalu gelisah, timbul kejang pada beberapa ototnya bahkan sampai
keseluruh badan. Penyakit ini dapat diobati dengan menyuntikan
larutan Genconos calcicus dan Magnesium.
- Penyakit Radang Limoah
Penyakit ini menyerang domba pada semua usia, sangat berbahaya,
penularannya cepat dan dapat menular ke manusia. Penyebab: bakteri
Bacillus anthracis.. Gejala: suhu tubuh meninggi, dari lubang
hidung dan dubur keluar cairan yang bercampur dengan darah, nadi
berjalan cepat, tubuh gemetar dan nafsu makan hilang. Pengendalian:
dengan menyuntikan antibiotika Pracain penncillin G, dengan dosis
6.000-10.000 untuk /kg berat tubuh domba tertular.
- Penyakit Mulut dan kuku
Penyakit menular ini dapat menyebabkan kematian pada ternak domba,
dan yang diserang adalah pada bagian mulut dan kuku. Penyebab:
virus dan menyerang semua usia pada domba Gejala: mulut melepuh
diselaputi lendir. Pengendalian: membersihkan bagian yang melepuh
pada mulut dengan menggunakan larutan Aluminium Sulfat 5%, sedangkan
pada kuku dilakukan dengan merendam kuku dalam larutan formalin
atau Natrium karbonat 4%.
- Penyakit Ngorok
Penyebab: bakteri Pasteurella multocida. Gejala: nafsu makan domba
berkurang, dapat menimbulkan bengkak pada bagian leher dan dada.
Semua usia domba dapat terserang penyakit ini, domba yang terserang
terlihat lidahnya bengkak dan menjulur keluar, mulut menganga,
keluar lendir berbuih dan sulit tidur. Pengendalian: menggunakan
antibiotika lewat air minum atau suntikan.
- Penyakit perut Kembung
Penyebab: pemberian makanan yang tidak teratur atau makan rumput
yang masih diselimuti embun. Gejala: lambung domba membesar dan
dapat menyebabkan kematian. Untuk itu diusahakan pemberian makan
yang teratur jadwal dan jumlahnya jangan digembalakan terlalu
pagi Pengendalian: memberikan gula yang diseduh dengan asam, selanjutnya
kaki domba bagian depan diangkat keatas sampai gas keluar.
- Penyakit Parasit Cacing
Semua usia domba dapat terserang penyakit ini. Penyebab: cacing
Fasciola gigantica (Cacing hati), cacing Neoascaris vitulorum
(Cacing gelang), cacing Haemonchus contortus (Cacing lambung),
cacing Thelazia rhodesii (Cacing mata). Pengendalian: diberikan
Zanil atau Valbazen yang diberikan lewat minuman, dapat juga diberi
obat cacing seperti Piperazin dengan dosis 220 mg/kg berat tubuh
domba.
- Penyakit Kudis
Merupakan penyakit menular yang menyerang kulit domba pada semua
usia. Akibat dari penyakit ini produksi domba merosot, kulit menjadi
jelek dan mengurangi nilai jual ternak domba. Penyebab: parasit
berupa kutu yang bernama Psoroptes ovis, Psoroptes ciniculi dan
Chorioptes bovis. Gejala: tubuh domba lemah, kurus, nafsu makan
menurun dan senang menggaruk tubuhnya. Kudis dapat menyerang muka,
telinga, perut punggung, kaki dan pangkal ekor. Pengendalian:
dengan mengoleskan Benzoas bensilikus 10% pada luka, menyemprot
domba dengan Coumaphos 0,05-0,1%.
- Penyakit Dermatitis
Adalah penyakit kulit menular pada ternak domba, menyerang kulit
bibit domba. Penyebab: virus dari sub-group Pox virus dan menyerang
semua usia domba. Gejala: terjadi peradangan kulit di sekitar
mulut, kelopak mata, dan alat genital. Pada induk yang menyusui
terlihat radang kelenjar susu. Pengendalian: menggunakan salep
atau Jodium tinctur pada luka.
- Penyakit Kelenjar Susu
Penyakit ini sering terjadi pada domba dewasa yang menyusui, sehingga
air susu yang diisap cempe tercemar. Penyebab: ambing domba induk
yang menyusui tidak secara ruti dibersihkan. Gejala: ambing domba
bengkak, bila diraba tersa panas, terjadi demam dan suhu tubuh
tinggi, nafsu makan kurang, produsi air susu induk berkurang.
Pengendalian: pemberian obat-obatan antibiotika melalui air minum.
Secara umum pengendalian dan pencegahan penyakit yang terjadi pada
domba dapat dilakukan dengan:
- Menjaga kebersihan kandang, dan mengganti alas kandang.
- Mengontrol anak domba (cempe) sesering mungkin.
- Memberikan nutrisi dan makanan penguat yang mengandung mineral,
kalsium dan mangannya.
- Memberikan makanan sesuai jadwal dan jumlahnya, Hijauan pakan
yang baru dipotong sebaiknya dilayukan lebih dahulu sebelum diberikan.
- Menghindari pemberian makanan kasar atau hijauan pakan yang
terkontaminasi siput dan sebelum dibrikan sebainya dicuci dulu.
- Sanitasi yang baik, sering memandikan domba dan mencukur bulu.
- Tatalaksana kandang diatur dengan baik.
- Melakukan vaksinasi dan pengobatan pada domba yang sakit.
8. PANEN
- Hasil Utama
Hasil utama dari budidaya domba adalah karkas (daging)
- Hasil Tambahan
Hasil tambahan dari budidaya domba adalah bulunya (wool) yang
dapat di jadikan sebagai bahan tekstil.
- Pembersihan
Sebelum dipotong ternak dibersihkan dengan cara mencuci kaki domba
dan menyemprotkan air diatas kepala ternak agar karkas yang dihasilkan
tidak
tercemar oleh bakteri dan kotoran.
9. PASCAPANEN
- Stoving
Ada beberapa prinsip teknis yang harus diperhatikan dalam pemotongan
domba agar diperoleh hasil pemotongan yang baik, yaitu:
- Ternak domba harus diistirahatkan sebelum pemotongan
- Ternak domba harus bersih, bebas dari tanah dan kotoran
lain yang dapat mencemari daging.
- Pemotongan ternak harus dilakukan secepat mungkin, dan
rasa sakit yang diderita ternak diusahakan sekecil mungkin
dan darah harus keluar secara tuntas.
- Semua proses yang digunakan harus dirancang untuk mengurangi
jumlah dan jenis mikroorganisme pencemar seminimal mungkin.
- Pengulitan
Pengulitan pada domba yang telah disembelih dapat dilakukan dengan
menggunakan pisau tumpul atau kikir agar kulit tidak rusak. Kulit
domba dibersihkan dari daging, lemak, noda darah atau kotoran
yang menempel. Jika sudah bersih, dengan alat perentang yang dibuat
dari kayu, kulit domba dijemur dalam keadaan terbentang. Posisi
yang paling baik untuk penjemuran dengan sinar matahari adalah
dalam posisi sudut 45 derajat.
- Pengeluaran Jeroan
Setelah domba dikuliti, isi perut (visceral) atau yang sering
disebut dengan jeroan dikeluarkan dengan cara menyayat karkas
(daging) pada bagian perut
domba.
- Pemotongan Karkas
Karkas dibelah menjadi dua bagian yaitu karkas tubuh bagian kiri
dan karkas tubuh bagian kanan. Karkas dipotong-potong menjadi
sub-bagian leher, paha depan, paha belakang, rusuk dan punggung.
Potongan tersebut dipisahkan menjadi komponen daging, lemak, tulang
dan tendon. Pemotongan karkas
harus mendapat penanganan yang baik supaya tidak cepat menjadi
rusak, terutama kualitas dan hygienitasnya. Sebab kondisi karkas
dipengaruhi oleh peran mikroorganisme selama proses pemotongan
dan pengeluaran jeroan.
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
- Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis usaha domba selama 136 hari di Bogor tahun
1995 adalah sebagai berikut:
- Biaya produksi
- Lahan
- Sewa tanah 700 m 2 (5 bulan) Rp. 100.000,-
- Bibit
- Domba lepas sapih 100 ekor@ Rp.40.000,- Rp. 4.000.000,-
- Bangunan dan peralatan
- Kandang ukuran 3,5 m x 18,75 m (2 buah) :
- Bambu 360 batang @ Rp. 2.000,- Rp. 720.000,-
- Papan kayu panjang 2 m (352 buah) @ Rp. 2.000,-
Rp. 704.000,-
- Paku reng 8 kg @ Rp. 4.000,- Rp. 32.000,-
- Paku usuk 10 kg @ Rp. 2.500,- Rp. 25.000,-
- Genting 6.480 buah @ Rp. 200,- Rp. 1.296.000,-
- Tali 42 m @ Rp. 700,00 Rp. 29.400,-
- Base Camp + gudang ukuran 5 m x 6 m :
- Bambu 28 batang @ Rp.2.000,- Rp. 56.000,-
- Papan kayu panjang 2 m 60 buah @ Rp.1.800,- Rp.
108.000,-
- Paku reng 2 kg @ Rp.4.000,00 Rp. 8.000,-
- Paku usuk 3 kg @ Rp.2.500,00 Rp. 7.500,-
- Genting 1.200 buah @ Rp.200,- Rp. 240.000,-
- Tali 15 m @ Rp. 700,- Rp. 10.500,-
- Peralatan
- Tempat minum dia 25 cm(100 buah) @ Rp.2.500,-
Rp. 250.000,-
- Sekop 2 buah @ Rp.12.500,- Rp. 25.000,-
- Ember plastik diameter 25 cm (3 bh) @ Rp.2.500,-
Rp. 7.500,-
- Tong bak air (2 buah) @ Rp.35.000,- Rp. 70.000,-
- Ciduk (4 buah) @ Rp.1.500,- Rp. 6.000,-
- Pakan
- Hijauan/rumput 34.000 kg @ Rp.500,- Rp. 17.000.000,-
- Konsentrat Rp. 2.450.000,-
- Dedak 1.780 kg @ Rp.600,- Rp. 1.068.000,-
- Bungkil kelapa 890 kg @ Rp.1.250,- Rp. 1.112.500,-
- Tepung jagung 534,1 kg @ Rp.900,- Rp. 480.690,-
- Bungkil kacang tanah 284,9 kg @ Rp.1800,- Rp. 512.820,-
- Garam dapur 35,598 kg @ Rp.500,- Rp. 17.800,-
- Tepung tulang 23,472 kg @ Rp.600,- Rp. 14.100,-
- Kapur 23,472 kg @ Rp.600,- Rp. 14.100,-
- Tenaga kerja
- Tenaga kerja 112 HKSP @ Rp.7.000,- Rp. 784.000,-
- Tenaga kerja 15 HKSP @ Rp.7.000,- Rp. 105.000,-
- Tenaga kerja pemeliharaan selama 136 hari Rp. 884.000,-
- Biaya tak terduga 10% Rp. 3.213.800,-
Total Modal Usaha Tani Rp. 35.351.710,-
- Pendapatan
- Nilai penjualan ternak100 x 95% x Rp.400.000,- Rp.
38.000.000,-
- Nilai penjualan pupuk kandang Rp 250.000,- : Total
Pendapatan (II) Rp. 38.250.000,-
- Keuntungan usaha : (II - I) Rp. 2.898.290,-
- Parameter kelayakan usaha
Total Pendapatan
a. B/C Ratio = ........ . = 1,08
Total biaya produksi
- Gambaran Peluang Agribisnis : …
11. DAFTAR PUSTAKA
- Bambang agus murtidjo. 1993. Memelihara Domba, Penerbit Kanisius,
Yogyakarta.
- Bambang Cahyono. 1998. Beternak Domba dan Kambing, Penerbit
Kanisius, Yogyakarta.
- Bambang Sugeng. 1990. Beternak Domba. Penebar Swadaya, Jakarta,
- Joko santoso dkk. 1991. Pengembangan Ternak Potong di Pedesaan
(Prosiding), Fakultas Peternakan UNSOED. Purwokerto.
- Warta pertanian No. 125/Th.X/1993, Peternakan, Jakarta, 1993.
12. KONTAK HUBUNGAN
- Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS
Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390
9829
- Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Deputi Bidang Pendayagunaan
dan Pemasyarakatan Iptek, Gedung II BPPT Lantai 6, Jl. M.H.Thamrin
No. 8, Jakarta 10340, Indonesia, Tel. +62 21 316 9166~69, Fax.
+62 21 310 1952, Situs Web: http://www.ristek.go.id
Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas
PENGATURAN PRODUKSI ANAK DOMBA
- KELUARAN
Pola produksi tepat sasaran
- PEDOMAN TEKNIS
- Pengaturan perkawinan domba ditujukan untuk mengatur produksi
anak disesuaikan dengan target penjualan. Minimal target yang
dikejar adalah satu ekor per bulan dapat dijual.
- Pejantan dan 8 ekor betina merupakan skala usaha terkecil
untuk menghasilkan anak satu setiap bulan. domba induk disatukan
dengan pejantan selama 2 bulan dan diganti setiap 2 bulan
dengan induk berikutnya tidak bunting.
- Lama pemeliharaan anak bersama induk adalah 3 bulan dan
disapih untuk tujuan penggemukan atau bibit.
- pakan untuk induk bunting dan menyusui ditambahkan pakan
tambahan disamping pakan dasar rumput/hijauan (1 1/2 % berat
badan)
- SUMBER
Departemen Pertanian, http://www.deptan.go.id, Maret 2001
- KONTAK HUBUNGAN
Departemen Pertanian RI, Kantor Pusat Departemen Pertanian - Jalan
Harsono RM No. 3, Ragunan - Pasar Minggu, Jakarta 12550 - Indonesia